Rabu, 16 April 2008

ISTIMEWANYA WANITA ISLAM

Istimewanya Wanita Islam

Kaum feminis bilang susah jadi wanita ISLAM, lihat saja peraturan dibawah ini :

Wanita auratnya lebih susah dijaga berbanding lelaki.
Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
Wanita saksinya kurang berbanding lelaki.
Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki.
Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
Wanita wajib taat kpd suaminya tetapi suami tak perlu taat pd isterinya.
talak terletak di tgn suami dan bukan isteri.
Wanita kurang dlm beribadat karena masalah haid dan nifas yg tak ada pada lelaki.
makanya mereka nggak capek-capeknya berpromosi untuk “MEMERDEKAKAN WANITA ISLAM”

Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya)??

Benda yg mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yg teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan?

Itulah bandingannya dgn seorg wanita. Wanita perlu taat kpd suami tetapi lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama dari bapaknya. Bukankah ibu adalah seorang wanita?

Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki tetapi harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, manakala lelaki menerima pusaka perlu menggunakan hartanya utk isteri dan anak-anak.

Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di mukabumi ini, dan matinya jika karena melahirkan adalah syahid.

Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita ini: Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya.

Manakala seorang wanita pula, tanggungjawab terhadapnya ditanggung oleh 4 org lelaki ini: Suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.

Seorang wanita boleh memasuki pintu Syurga melalui mana mana pintu Syurga yg disukainya cukup dgn 4 syarat saja : Sembahyang 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat suaminya dan menjaga kehormatannya.

Seorg lelaki perlu pergi berjihad fisabilillah tetapi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH akan turut menerima pahala seperti pahala org pergi berperang fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masya ALLAH … demikian sayangnya ALLAH pada wanita …. kan

Senin, 14 April 2008

KEMATIAN DATANG TANPA PERMISI

KEMATIAN DATANG TANPA PERMISI

Kematian itu milik semua orang. Dan kematian itu datangnya tiba-tiba.

Malaikat maut yang bertugas mencabut nyawa itu tidak pernah ber-assalaamu’alaikum atau ber-kulonuwun (permisi) pada orang yang akan ia cabut nyawanya. Kita tidak tahu kapan ia datang, dan jika ia datang pun kita tak bisa menolaknya.

Padahal jika kita mati, babak baru hidup kita pun dimulai. Waktu hidup, kita bisa mempersiapkan diri untuk hari kiamat, tapi jika sudah mati, kesempatan itu musnah sudah.

Sudah waktunya kita untuk segera beramal, jangan sampai kita menyesal.

Al-Hasan berkata, “Mengherankan. Orang masih sempat tertawa padahal di belakangnya ada kobaran api (neraka), dan masih sempat-sempatnya bersenang-senang padahal kematian dari belakangnya. “

Dalam kenyataannya ada dua macam akhir hidup, yaitu akhir hidup yang baik atau husnul-khotimah dan akhir hidup yang buruk atau su’ul-khotimah. Husnul-khotimah adalah akhir kehidupan seseorang yang beriman kepada Allah dan percaya pada hari berbangkitnya manusia dengan bermodalkan taqwa. Jadi iman dan taqwa adalah faktor utama untuk menuju husnul-khotimah.

Dan ketaqwaan yang berujud amal sholih itu adalah wujud dari keimanan. Contoh husnul-khotimah adalah seseorang yang mati dalam memperjuangkan kalimat Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala atau sesorang yang akhir amalannya dalam taat pada Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala.

Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:

“Siapa saja yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illaLlaah’ pada akhir hidupnya untuk mencari ridha Allah, maka ia akan masuk surga. Siapa saja yang berpuasa pada akhir hidupnya untuk mencari ridha Allah , maka dia akan masuk surga. Dan siapa saja yang bersedekah pada akhir hidupnya untuk mencari ridha Allah, maka ia akan masuk surga. “(HR: Ahmad V/391).

Sedangkan su’ul-khotimah ialah apabila sewaktu akan meninggal dunia seseorang didominasi oleh perasaan was-was yang disebabkan keragu-raguan atau keras kepala atau ketergantungan terhadap kehidupan dunia yang akibatnya ia harus masuk ke neraka secara kekal kalau tidak diampuni oleh Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala.

Sebab-sebab su’ul-khotimah secara ringkas antara lain adalah perasaan ragu dan sikap keras kepala yang disebabkan oleh perbuatan bid’ah (perkara dalam agama yang tidak pernah dituntunkan oleh Nabi shallallahui ‘alaihi wa sallam), menunda-nunda taubat, banyak berangan-angan tentang kehidupan duniawi, senang dan membiasakan maksiat, bersikap munafik, dan bunuh diri.

Ibnu Qayyim menyebutkan dari salah seorang saudagar bahwa seseorang di antara kerabatnya sebelum meninggal dunia ditalqin untuk mengucapkan kalimat tauhid, Laa ilaaha illaLlaah. Namun ia justru mengucapkan, ” Barang ini murah. Barang pembelian itu bagus. Yang ini begini, yang itu begitu….” dan begitu seterusnya hingga ia mati.

Beliau menyebutkan pula bahwa ada seorang lelaki penggemar musik sedang dalam keadaan kritis lalu ditalqin agar mengucapkan kalimat tauhid, Laa ilaaha illaLlaah. Tetapi ia justru menyenandungkan lagu, “Naanana…naanana…” hingga ia mati.

Ibnu Rajab Al-Hambaly mengutip ucapan Abdul Aziz bin Abu Rawwad sebagai berikut, “Aku pernah melihat seorang lelaki yang dituntun untuk membaca kalimat syahadat menjelang ajalnya. Namun tragisnya, kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya adalah kalimat yang justru mengingkari kalimat syahadat, sehingga ia mati dalam keadaan seperti itu. Ketika kutanyakan siapa dia sebenarnya, ternyata dia adalah peminum minuman keras” Abdul-Aziz lalu berkata pada para pelayat, ” Takutlah kalian dari berbuat dosa. Sebab dosa-dosa itulah yang mencampakkan dia seperti itu. “
Syaikh Al-Qahthany bercerita, ”

Pernah aku memandikan mayat. Baru saja kumulai, mendadak warna kulit si mayat berubah jadi hitam legam, padahal sebelumnya putih bersih. Dengan rasa takut aku keluar dari tempat memandikan. Lalu aku bertemu dengan seorang laki-laki. Aku bertanya,”Mayat itu milikmukah ?” Ia jawab, ” Ya,” Aku bertanya lagi, “Apa ia ayahmu?” Ia menjawab, ” Ya.” Aku bertanya, ” Kenapa ayahmu itu sampai begini?” Ia menjawab, ” Sewaktu hidupnya ia tidak sholat.” Maka aku katakan kepadanya, ” Urusi sendiri ayahmu, dan mandikanlah ia ! “

Ibnu Qayyim berkata, ” Abu Abdullah Muhammad bin Zubair Al-Haiany bercerita pada kami, bahwa suatu hari selepas Ashar ia keluar rumah untuk berjalan-jalan di taman.

Menjelang matahari tergelincir, ia meratakan sebuah kuburan. Tiba-tiba ia melihat sebuah bola api yang telah menjadi bara dan di tengahnya ada mayat. Dia usap-usap matanya seraya bertanya pada dirinya, apakah hal ini mimpi atau kenyataan.

Setelah melihat dinding-dinding kota Madinah, ia baru sadar bahwa hal ini suatu kenyataan.

Dengan rasa takut dan tubuh gemetar, ia pulang. Ketika keluarganya menyuguhi makanan, ia tidak kuasa memakannya. Setelah cari info ke sana ke mari, akhirnya diperoleh jawaban bahwa kuburan itu adalah kuburan penguasa yang zalim yang suka korupsi yang kebetulan mati hari itu.”

Kita mohon perlindungan Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala dari su’ul-khotimah. Kita tidak tahu bagaimana akhir hidup kita nanti, apakah baik atau buruk. Karena itu hendaknya kita instropeksi diri terhadap iman dan taqwa kita.

Orang-orang sholih zaman dahulu pun takut akan keburukan akhir hidup mereka. Sufyan Ats-Tsaury sering menangis sendiri dan berkata, ” Aku begitu takut kalau dalam suratan takdir aku tercatat sebagai orang yang celaka. Atau imanku lepas ketika akan menghadapi maut.”

Ketika ajal hampir menjemputnya, Ibrahim An-Nakha-i menangis seraya berkata, ” Bagaimana aku tidak menangis pada saat aku menanti utusan Tuhanku, apakah membawa berita bahwa aku ke sorga, ataukah ke neraka ?”

Ketika Abu ‘Athi’ah menjelang wafat, ia menangis dan ketakutan. Orang-orang bertanya, ” Mengapa Anda ketakutan ?” Dia menjawab, ”

Bagaimana mungkin aku tidak takut pada detik-detik seperti ini dan kemudian aku akan dibawa ke mana, aku tidak tahu. ” Begitulah kehidupan orang-orang saleh terdahulu. Walau pun sudah terkenal kesalehannya, namun tetap saja mereka takut pada su-ul khotimah.

Lalu bagaimana dengan kita ? Sudah pantaskah kita untuk tidak merasa takut akan su’ul-khotimah ? Padahal mereka, para salafush-sholih, yang tentu lebih baik agamanya dari kita pun masih merasa takut akan su’ul-khotimah.

Lalu jika kita ingin mati dengan husnul-khotimah dan tanpa su’ul-khotimah, apa yang harus dilakukan? Simak hadits ini: Dari Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, yang artinya:

“Setiap diri yang telah dihembuskan nyawanya, maka Allah telah menentukan tempatnya di surga atau di neraka”

Lalu ada seorang shahabat yang bertanya, ” Ya Rasululloh, kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita pasrah pada apa yang telah ditentukan kepada kita dan kita tidak usah beramal ?”

Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Beramallah! Masing-masing akan diberikan kemudahan trehadap apa yang telah diciptakan untuknya. Adapun yang termasuk orang-orang yang bahagia, maka Alloh akan memudahkannya melakukan amalan orang-orang yang bahagia. dan adapun yang termasuk orang-orang yang celaka, maka Alloh akan memudahkannya melakukan amalan orang-orang yang celaka.”

Kemudian beliau membaca firman Alloh: ” Adapun orang-orang yang memberikan (hartanya pada jalan Alloh) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami kan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar (QS: Al-Lail: 5-10 )” (HR: Al-Bukhary dan Muslim)

Begitulah jawabannya. Tetap saja kita diperintahkan untuk beramal sholih, walaupun celaka atau bahagianya kita telah ditentukan sejak kita masih di rahim ibu. Sebab siapa saja yang bertaqwa dan beriman, Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala akan memudahkan beginya jalan menuju bahagia. Dan tentu saja kita juga harus menjauhi amal-amal buruk agar Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala menghindarkan kita dari jalan yang celaka.

Tentu saja, beramal sholih dan menjauhi maksiat itu ada cara-cara yang jitu untuk melakukannya. Siapa yang mengetahui cara-cara tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan tentu ia akan bahagia. Maka sudah sewajarnya kita berlomba-lomba mencari tahu cara-cara tersebut lewat bertanya, membaca buku-buku agama, dan tentu saja dari materi-materi di majelis pengajian. Wallahu ‘Alam.

Rabu, 12 Maret 2008

klarifikasi kejadian WTC dgn surat at taubah

Saudara-saudaraku seiman yang dirahmati Allah SWT,
Mohon waktu sesaat untuk merenungkan hal penting ini, sekali lagi sangat
penting, berkaitan dengan perbuatan orang-orang zalim yang ingin
merusak Al-Quran.

Betapa sedihnya jika Al Quran terus dibuat permainan oleh mereka,
orang-orang " juhala bi umurid din" (orang-orang yang bodoh yang tidak
tahu ruh agama Islam ini). Mereka tidak tahu hakekat mu`jizat Al Quran.
Tapi suka mengotak-atik Al Quran seenaknya sendiri.

Allah SWT berfirman,
"Maka siapakah yang yang lebih berbuat dzalim daripada orang-orang
yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia
tanpa pengetahuan ? Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang zalim." Al An`am : 133.

Pasca kejadian WTC 11 September 2001 banyak yang mengaitkan
hal itu dengan Al Quran. Mencocok-cocokkan Al Quran seenaknya
dan mengatakan itu mukjizat.

Entah perbuatan siapa ! ini? Orang-orang dzalim itu ingin semakin
membuat bodoh dan membodohi umat Islam. Ingin menginjak-injak
Al Quran.Bayangkan, bagaimana jika Al Quran dikatakan telah
memberikan sinyalemen itu 1433 tahun yang lalu tentang kejadian itu.
Terus diklaim itu mukjizat Al-Quran. Setelah diteliti ternyata salah semua.
Hanya akal-akalan dan dusta belaka. Apakah itu bukan justru mengaburkan
kemukjizatan Al Quran.

Orang yang tidak pernah belajar sama sekali Ulumul Quran, tidak pernah
belajar tentang I`jazul Quran akan dengan memudah membuat kedustaan
dan kebohongan dengan mengatasnamakan Al Quran.

Propaganda dusta mengatasnamakan "kemukjizatan Al Quran" dalam
kejadian WTC itu hanyalah upaya musuh Islam untuk menggiring umat
manusia tidak percaya kepada Al Quran. Bukan untuk mengajak meyakini
kemukjizatan Al Quran. Sebab kedustaan itu begitu jelasnya.

Mereka menyimpulkan begini :
1. Ayat yang ke 109 dari surat Attaubah menunjukkan bangunan WTC
terdiri dari 109 tingkat.
2. Pada ayat ke 109 pada surat Attaubah tsb tertulis "Jurufin Haar"
menunjukkan nama jalan di Jerf Har.
3. Surat Attaubah berada dalam juz ke 11 menunjukkan tanggal hari
kejadian yaitu tanggal 11
4. Surat At Taubah adalah urutan yang ke 9 menunjukkan bulan kejadian
yaitu bulan ke 9.
5. Jumlah kalimat dalam surat Attaubah dari awal sampai akhir
sebanyak 2001 menunjukkan tahun kejadian yaitu tahun 2001,
di tempat lain mengatakan jumlah huruf dari awal surat sampai ayat 109
itu berjumlah 2001.

Jika kita sedikit teliti saja maka kesimpulan itu hanya kedustaan atas nama
Al Quran. Satu saja dari kesimpulan itu salah maka kesimpulan itu hanya
mengada-ada.Coba kita lihat misalnya :
1. Benarkan bangunan WTC 109 tingkat ? Tenyata tidak. Gedung WTC
yang roboh itu terdiri dari 110 tingkat. Ini bukan hal yang sulit untuk
dibuktikan. Datanya bisa dilihat oleh oran! g seluruh dunia. Silakan
dicari di bagian search msn.com atau yahoo, cari info tentang WTC
New York.
2. Benarkan di jalan Jerf Har ? Ternyata tidak. WTC itu terletak di Wall
Street.
3. Kejadian pada tanggal 11, Surat At Taubah ada di juz 11 ? Hanya orang
yang tidak pernah baca Al Quran yang mengatakan demikian. Jelas sekali
mayoritas ayat Surat At Taubah ada di juz 10. Lebih detailnya surat
At-Taubah terdiri dari 129 ayat, yang 92 ayat ada di juz 10 dan
selebihnya (37 ayat)ada di juz 11. Apakah pencocokan tanggal kejadian
WTC dengan surat At-Taubat bukan sebuah kedustaan dan
"pemerkosaan" Al Quran.
4. Di ayat 109 ada kata2 jurufin har. Sudah jelas terbantah karena
jalannya bulan Jerf Har tapi Wall Street. Dalam tafsir apa pun,
sepanjang saya belajar di Al Azhar University, baik di tafsir Ar Razi
dan lainnya, tidak ada seorang ulama pun yang memaksudkan kalimat
'jurufin haar" itu untuk mengisyaratkan nama sebuah jalan di Amerika.
Terl! alu nista dan remeh Al-Quran mengisyaratkan hanya sebuah
nama jalan. Maha Suci Allah dari mengisyaratkan hal-hal remeh.
5. Yang mengatakan jumlah huruf dari awal surat sampai ayat 109
berjumlah 2001. Maka itu juga dusta. Sebab baru sampai ayat 25
jumlah hurufnya sudah 2001. Juga yang mengatakan jumlah kalimatnya
2001, hanya mencocok-cocokkan saja.

Saya tidak tahu ini kerjaan siapa. Yang jelas inilah gaya Israiliyah modern.
Kerjaan orang-orang yang hanya ingin membuat bodoh umat Islam.
Dan orang awam yang tidak tahu apa-apa mendengar kabar seperti itu
akan sangat semangat mempropagandakan kesana-kemari. Ia makan
mentah-mentah tanpa rasa curiga. Dan setelah itu jadi keyakinan dan opini
masyarakat awam ternyata hanya kedustaan belaka. Mereka akan ragu
pada Al Quran dan ulama. Padahal itu kerjaannya musuh Islam. Kapan
umat ini tidak terus dibodohin orang ? Dalam memahami Al Quran, kitab
sucinya saja kok begitu mudah didustain orang.

Sekali lagi, ikhwah wal akhawat, jangan mudah mempermainkan Al Quran.
Alangkan bagusnya jika ayat 109 itu dibaca tafsirnya dipahami dengan baik
isinya. Dipahami asbabun nuzulnya. Kandungannya dimasukkan ke dalam nurani
untuk bekal hidup di dunia dan akhirat. Bukan malah diperkosa
dengan zalim dan mempropagandakannya dengan semena-mena dan justru
melecehkan kemukjizatan Al Quran.

Sama seperti beberapa waktu yang lalu. Ada yang mengotak-atik rahasia angka
9 sebagai mukjizat Al Quran. Ternyata juga sebuah kedustaan, itu kerjaannya
kaum Bahaiyah yang mengingkari risalah Muhammad saw.

Apakah hakekat mu`jizat Al Quran itu ? Hakekat terbesar adalah bahwa
Al-Quran adalah petunjuk bagi manusia untuk berjalan lurus meraih ridha
Allah SWT. Siapa yang mengikuti petunjuk Al Quran akan selamat di dunia dan
di akhirat akan memperolah nikmat yang tiada putusnya. Inilah mukjizat
Al Quran sepanjang masa. Dan setan selalu ingin menjauhka! n dari hekekat
Al Quran ini diturunkan.

Firman Allah,
"Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin
yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar"
QS. Al Israa : 9

Ini saja. Semoga bermanfaat. Mari hidup bersama Al Quran, memahami
dan mengamalkan isi Al Quran. Dan membela Al Quran dari serangan
orang ateis yang membenci Al Quran.

Allahummarhamna bil Quran, waj`alhu lana imaman wa nuran wa hudan
wa rahmah.Amin


demikian hal sebenarnya yang ada/fakta/kenyataan,maaf bila saya telah
terlanjur memberikan informasi/ memposting artikel tersebut sebelumnya